ketidaksempurnaan rasa dalam cakrawala aksara .

Rabu, 24 Oktober 2012

si kecil

mengenai seseorang yang spesial dan tulisan sore ini saya buat dengan nurani suci.

saya mengenalnya 4 tahun belakangan ini. mungkin lebih lama atau bisa terhitung singkat dari perkenalan dengan beberapa orang istimewa lainnya. namun dia beda, kecil, berisi, bantet, meriah. dia kembang api saya
dengannya saya belajar sedikit banyak arti hidup. belajar sakit dan belajar menikmati

dia orang pertama yang menemani saya jatuh dari motor, orang pertama yang menemani saya hipotermia di gunung, orang pertama yang sependapat dengan saya mengenai sastra, orang pertama yang mengajarkan pada saya bahwa untuk menjadi orang pintar tidak perlu pintar. hanya perlu beruntung

setahun belakangan kami lose contact, dia salah satu orang yang ucapan selamat ulang tahun di umur 19 tahun saya kemarin saya nantikan. tapi tidak berkabar. dan kemarin malam kita terlibat percakapan lalu dia berkata,
"aku ingat, aku sangat ingat. tapi kondisi dan tempat tidak memungkinkan aku untuk mengucapkan. aku bercerita pada semua orang, temanku tengah ulang tahun"
dalam hati ada trenyuh, kesal yang lama tidak terungkap, meleleh di hadapan air muka yang tidak terlihat. air muka yang berjauhan.

dengan senang saya selalu ikhlas mendengarkan celotehan berharganya, mengenai perasaannya. dengan komitmen cintanya, dengan harap setianya. dia yang mencintai seseorang hanya dengan doa. saya tahu perasaan itu, perasaan tanpa pamrih yang tidak pernah dia obral dan dia museumkan. banyak alasan logis yang membuat saya mengaguminya. dalam hati yang sibuk mendengar, saya hanya bisa membantu doanya, mengirimkan radar pada orang yang dia cinta agar menoleh dan mengerti maksud sebuah hati.
mungkin, meski suatu saat nanti

entah, ada damai tersediri ketika saya bercerita dan jujur padanya.saya bisa menjadi diri saya sendiri tanpa dusta. munafik kelas kakap yang saya sanggah runtuh di hadapannya.

dia sering mengajarkan saya untuk berani bermimpi, berlari, dan mengejar untuk menjadikan suatu hal itu pasti. dia mengajarkan saya berdoa dan mendekatkan diri pada sang Pendengar. dia tau apa yang saya mau, dia maklum atas semua khayal yang saya buat selama ini, dia setia mendengarkan dan memberi tawa cuma-cuma untuk menyenangkan saya.

saya menulis untuknya benar dari hati, sejak pertama saya jatuh hati, dan kemudian sayang.. dia cinta yang tidak pernah menghianati saya... dia segalanya.

dia, si kecil yang selalu mengajarkan saya untuk berani menentang masa..




inspirated by: Khairu Annisa Hariadi 

0 komentar:

Posting Komentar

Blog List

Pages

© My Whole Trash, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena