ketidaksempurnaan rasa dalam cakrawala aksara .

Rabu, 26 Maret 2014

selasaku

aku hanya berharap ini hari selasa.

ada yang menyentil indera perasaku.
hari selasa, dalam keramaian stan-stan makanan dan kerumunan banyak sekali mahasiswa. aku hampir saja tidak menemukan tempat untuk singgah bahkan memesan. berdiri menanti giliran. 
bukan setengah baya, tidak juga terlalu muda. pas untuk ukuranku dan, ah entahlah
tidak terlalu kurus. hanya tentang kekagumanku akan sosok lainnya.

aku memberanikan diri. menyapa dan duduk disebelahnya, lalu mengobrol dan menemaninya menghabiskan batang demi batang untuk menambah polusi udara. begitu juga cairan yang ada di dalam gelasnya, tidak begitu saja habis. bahkan aku berharap tidak akan pernah habis, sehingga selamanya aku akan menahan diri untuk duduk di sofa hijau bolong kumal, yang di dalamnya sudah banyak puntung rokok.

aku bertahan dengan ketidaknyamananku. kakiku masih kuat untuk menahan kram yang tidak begitu. aku terus saja mendengarnya bercerita. mendengarnya mengekspresikan tentang apa yang dia tahu. tanpa sadar jam demi jam terlewati dan mengharuskanku untuk segera mengakhirinya. karena aku khawatir dia akan jenuh lalu memakan puntung rokok akibat lelah bercerita.

aku bukan anak yang terlalu muda. saat aku lewat tempat kita bercerita, aku tidak melihatnya. di depan ruangan yang biasa aku menyapanya juga tidak ada. entahlah, mungkin karena bukan hari selasa.

jam yang terasa singkat menulari hari untuk berlari lebih cepat dari biasanya. berlari menemui selasa, begitupun aku.
dari jauh aku mengenali sosok yang tidak ramping itu, dia... seperti biasa. mempesona. beribawa dan... ah
tidak seperti selasa sebelumnya, aku mengobrol tidak terlalu banyak. waktu juga ingin segera menyelesaikan tugasnya hari itu. aku kehilangannya dengan beberapa kali sapaan basa-basiku.
mungkin karena hari selasa yang membuatnya indah. yang memberikanku kesempatan cuma-cuma untuk melihatnya.

seandainya rabu sampai senin juga mengerti, seperti selasa yang selalu memahamiku...



tidak semua yang kutulis adalah kamu. dan tidak semua yang kutulis adalah aku.
Read More

rinduku

dear blog, sekian lama tidak menyentuhmu. imajinasiku seakan mati suri. dan beberpa waktu lalu telah dibangunkan, mungkin seseorang, suatu hal, atau sebuah apalah yang mendorongku untuk menengokmu. aku seperti habis kata, kering akan perbendaharaan yang biasa kurangkai sebagai kalimat.

tahukah? ini sudah akhir bulan ketiga di tahun 2014. tahun yang selalu terlalu cepat untuk maju, yang setiap harinya membuatku iri ingin mengulang masa kartun mingguku. mungkin karena sudah terlalu jenuh. aku terlalu fana akan retorika hidup yang membawaku hanya mengikuti arusnya, tanpa bisa menolak atau mencoba jeram.

setiap pagi aku jalan ke kampus melewati jembatan yang tidak begitu panjang, lewat gedung tinggi besar. dan setiap pagi aku selalu menyempatkan kepalaku untuk melongok ke bawah, ke arah arus tenang yang berwarna coklat. sering aku bernyanyi lagu-lagu masa kecilku. tidak jarang aku tertawa sendiri tanpa sadar sudah diseberangkan oleh pak polisi. ya, aku hanya iri

aku iri dengan ketidaktahuanku dulu. aku iri dengan memori kecilku yang terlalu indah. aku ingin protes kepada waktu sehingga dengan iba ia akan membiarkanku semalam saja kembali ke masa putih merahku.
aku rindu...






apakah kalian sama merindunya denganku ?

Read More

Blog List

Pages

© My Whole Trash, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena