ketidaksempurnaan rasa dalam cakrawala aksara .

Minggu, 30 Desember 2012

fasilitas palsu

sore memuram
langit menggambarkannya dengan hujan yang menggandeng angin untuk turut serta. mungkin akan menjadi hujan terakhir dalam sebuah tahun. atau mungkin besok Tuhan masih berbelas kasih dengan memberikan puing pengharapan gadis dewasa yang beranjak tua.
tersentillah sebuah pundak oleh realitas. bahwa semua tidak akan terwujud hanya dengan doa, bahwa seutuhnya pribadi tidak selalu menjadi nomor satu.
becek akan menemani di persimpangan antara kejujuran dan kemunafikan. selayaknya hujan telah hafal akan rasa dirinya tergantikan. oleh pelangi ataupun panas matahari...

dalam sesal bersemayam rasa cemburu yang memuncak, namun terungkapkan hanya sampai pada senyuman. dalam munafik akan berusaha mendengar, dalam sakit akan selalu berusaha tertawa.
bukan salah siapa-siapa, hanya konsekuensi dari hati yang terlalu. dalam teorinya, jika sudah terlanjur memilih, akan susah untuk lepas dari konsistensi.

diri yang sepenuh hati tidak pernah meminta balasan ataupun sekedar rasa beruntung telah mencuri. namun lihatlah hujan yang semakin merapatkan debitnya, akankah sadar dengan rasa kecil yang selalu tersimpan?
sudah terlanjur buta atau pura-pura tidak melihat?
tahukah kesenangan berkorban ini palsu?

yang selalu teryakini adalah diri yang mempunyai segala yang berlebih. mungkin seseorang akan mencuri sisi perhatian berbedamu, namun percaya untuk dua tiga peristiwa, bahwa yang pertama selalu menjadi tempat sampah.

ada sesal telah membuatmu tahu, ada sesal telah berusaha baik-baik saja dan tetap memfasilitasi. cobalah mengerti
selama hujan masih turun, selama tahun ini belum berganti meski telah ada di penghujung. ada diri yang selalu menjadi tempat sampah, tempat berlabuh dimana hatimu jatuh selalu menjadi tempatmu istirahat dan berpulang...




R.
Read More

Blog List

Pages

© My Whole Trash, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena