ketidaksempurnaan rasa dalam cakrawala aksara .

Sabtu, 20 Oktober 2012

kotak kardus coklat

"huruf tanpa spasi tidaklah bermakna. bergerak tanpa jarak tidaklah bisa. menyayangi tanpa ruang tidaklah mungkin"

aku tersekap. kotak kardus coklat berukuran kulkas membungkusku yang tertunduk layu. upaya afirmasi atas suatu absurditas ditolak mentah-mentah dan didaratkan ke tempat sampah secepat helaan nafas. keluar bukalah jalan yang baik. dalam kardus coklat aku merasakan semuanya. aku merasa rumpang, pincang, hilang aral, namun di sisi kardus yang lain aku merasa terpenjara dengan rongga udara, menyejukkan dan melengkapkan.



"kamu takut. kamu takut karena ingin jujur. dan kejujuran menyudutkanmu untuk mengakui kamu mulai ragu"

oke. aku hyprocite ulung.tidak bisa mangkir lagi, dua jalan yang memaksaku setiap jam untuk segera memutuskan antara keduanya masih ku gantungkan. alih-alih bingung, aku malah memilih menjadi munafik. akal sehatku macet jika berurusan dengan makhluk satu itu.

seperti pasar malam kasih sayang, cinta diobral dan dicuci gudang. namun kamu tetap mahal. langkahmu tetap mendongak congkak. itulah yang menyeretku dalam pusaran kemunafikan. tersedot horizon menuju kanal kehidupan. gerak mu tiada pasti, tapi aku tetap di sini
entah kenapa...

kapankah engkau sadar, harus berapa waktu yang kuhabiskan untuk penantian.
sadarlah arti pelitamu.
sadarlah arti gelap di balik punggungmu.
mari kita bergandeng, izinkan aku menjadi semesta dimana semua bisa kau curahkan. bisa kau mainkan. mari kita berantas curang, bermain imbang tanpa ada yang menang.

bantu aku menyelesaikan sandiwara ini. cukup waktu ku untuk berpura-pura. jadilah yang bisa kucinta dan mencinta. seyakinnya, hatimu tempatku berpulang.

berhentilah menjadi pasir pantai. beradu sendawa dengan ombak, pergi dan datang tanpa perlu pikir panjang. seandainya bisa, ingin kutahan kaki pasirmu saat ombak datang dan membawamu pulang. ingin ku bendung palung yang sudah cukup dalam agar kau tau arti butir pasir bagi pantaiku.

melawan ombak aku ingin berteriak. aku ingin berlari mencari dan menahan diri. tapi bahasaku tinggal rasa..
akankah kau sanggup dengar?
akankah signal ku terkirimkan?

tolong...
tarik aku dari dalam kardus yang kian hanyut oleh tenangnya lautan. oleh birunya air dan sundulan ikan.


aku hanya perlu kesempatan. aku hanya perlu uluran tangan.

0 komentar:

Posting Komentar

Blog List

Pages

© My Whole Trash, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena