ketidaksempurnaan rasa dalam cakrawala aksara .

Senin, 15 Oktober 2012

sore sehabis hujan

 
Tidak cukup sebuah senyum dan rasa syukur meskipun telah berkali saya haturnya untuk menggambarkan segala hal yang terjadi hari ini. Entah... apakah saya akan masih bisa bersahabat dengan kebetulan dan perasaan terpojok yang menyenangkan itu?
Tidak ada media, tidak ada alat yang berhasil mengabadikan moment beberapa menit yang syahdu tanpa terganggu . Hanya kenangan dan mata beberapa, yang sempat menyematkan peristiwa sempurna di sore sehabis hujan itu.
Kata membuat saya merasa buruk rupa. Tanpa berucap, bibir meramalkan apa saja yang bisa saya ingat. Merutuk waktu sejenak untuk syukur yang saya ucap lirih. Dengan impuls yang bisa terhantar berupa senyum ala kadarnya namun saya sadar sungguh tidak biasa.
Ada panas yang tiba-tiba menyerang, ada hal yang membuat sekujur menjadi kaku papan kayu. Atau memerahkan muka yang pas-pasan. Jatung menderapkan irama yang tidak lagi konstan. Diburu.  Dijauhkan dari singkronisitas rasa antara saya dan kamu.
Setelahnya saya hanya bisa menghambur tanpa alasan. Memandangi dari jauh spektrum yang baru saja seradius dengan saya. Bukan mimpi. Tapi semua usai kini. Malam mengingatkan saya untuk lekas sadar dari pasar raya perasaan ini. Dongeng usai. Tidak ada lagi kebetulan atau keterpojokan yang mengasikkan.


Namun saya bersyukur. Sungguh bersyukur. Terimakasih moment, terimakasih hujan.


0 komentar:

Posting Komentar

Blog List

Pages

© My Whole Trash, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena