ketidaksempurnaan rasa dalam cakrawala aksara .

Rabu, 17 April 2013

setelah waktu


Ketika saya tertidur lima tahun dan sekarang dengan seenaknya saya bangun.

Kamu ada ketika saya ada. Kamu ada ketika saya tiada. Dan kamu masih ada ketika saya ada atau tiada untuk kesekian kalinya.
Tidak atas nama salah dan benar, tapi atas sejumlah rasa maklum yang benar-benar tahu diri untuk apapun perasaan yang kini kamu punya untuk saya. Kamu di depan saya, sedikit remang saya perhatikan punggung kamu sekarang. Kamu tidak sedang berlari, tapi saya yang sedikit susah melihat. Saya tidak menuntut lebih. Bahkan jika kamu tidak kembalipun tidak apa-apa. Kamu sudah perna ada saja sudah cukup.
Tapi semua perubahan pasti membawa dampak. Dan kenyataannya kamu hadir. Saya juga sedang hadir. Kamu hadir dengan semua rasa yang sama, tanpa kamu lego sejak pertama kali kita bertemu.
Sebenarnya saya jatuh cinta sama kamu sejak pertama saya lihat sepasang mata itu. Bukan gombal, hanya kejujuran yang terlambat.
Yang saya kuatirkan adalah kebersaan akan menghapus keabadian. Saya sudah terbiasa bersama kamu tanpa alasan. Dan apabila kita bersama, lalu kamu mengerti semua lebih dalam mengenai saya, menggunakan bahasa sensitif rasa untuk menerka segalanya, saya lebih kuatir lagi. Saya takut kamu tidak betah lalu membenci saya. Mungkin ini satu-satunya alasan logis yang baru bisa saya temukan ketika saya mulai takut kehilangan kamu.
 Waktu akan menggerus apa saja yang dianggap diam. Tidak terkecuali kamu dan saya. Ketika dua poros tidak saling bergerak, maka mutlak akan tertinggalkan. Apakah kamu pernah berpikir takut tertinggalkan waktu ?
Saya pernah. Sama takutnya waktu saya takut tertinggal cahaya ketika fajar mulai lelah dan ingin beristirahat. Atau ditinggalkan embun yang berhenti menetes lalu menguap bersama asap.




Mungkin setelah sekian lama, segalanya menjadi sangat jelas. Kamu destinasi saya..

0 komentar:

Posting Komentar

Blog List

Pages

© My Whole Trash, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena