ketidaksempurnaan rasa dalam cakrawala aksara .

Senin, 14 Maret 2011

selamat ulang tahun .

            Mungkin saat ini di belahan lain sana. Di waktumu lebih tepatnya, sedang pukul dua belas kurang, atau dua belas lebih. Tapi aku bersumpah demi terjaganya aku malam ini, di waktuku tepat dua belas tanpa lebih atau kurang. Mungkin hanya seperdetik kelebihan yang masih bisa terukur jari.
            Ada perasaan gaguk saat aku melongok waktu yang menggerus tujuh belasmu. Di sisi aku, masih belum terlalu pantas mendapat bulan seperti harimu ini datang. Kamu bukanlah yang asing, mungkin sosok yang masih sama saat jumpa pertama kita. Bukan hanya mata kali itu yang beradu, namun hatimu turut menjamu. Lekuk tubuh tersipu jika mengingat bodohnya ak kala itu. Berwarna sama, berpandang sama, tersenyum sama, namun aroma berbeda. Canggung aku merasakan kini waktu yang berjalan tak tahu malu. Tanpa menunggu, atau aku yang kurang tepat waktu.
            Mungkin tubuhmu sedang terbaring di kasur berukuran standart dewasa, berekspresikan biru muda, dengan dua bantal dan satu guling di tengah, menghadap selatan arah. Wajah tertelungkup, atau perut kurus yang menengadah. Semunya selalu aku suka. Karena hanya aku yang yakin memilikimu seutuhnya.
            Sudah 17 bulan, 488 hari, 11712 jam, 29280 menit, 175680 detik aku begini. Menggila akan kamu yang nyata namun terkadang absurd seketika. Mungkin jika bilangan itu dikalikan hasilnya akan lebih tak terduga. Atau dijumlahkan saja. Ditambahkan hari esok yang menyumbang digit-digit baru. Angka yang fantastis bukan ? sejauh itupun aku merela diriku terpenjara. Walau lebih sering berpegangan, dan berjalan dengan irama konstan.
            Deru air berpautan, menenggak apa saja yang ada di tanah. Mengikis debu berterbangan, menjadikan rata sama. Kamu takkan pernah tau, sepermili otakku mengalir semua tentangmu. Dan bisa-bisa satuan tak mampu menghitungnya. Entah aku lupa berapa banyak waktu yang kuhabiskan meratap. Sebasah apa bantal tempatku menangis ratusan hari, yang aku tak pernah lupa adalah caraku bangkit saat kamu menjatuhkaku dari kuda-kuda langit.
            Semua terprogram, terekam rapi hanya dalam ingatan. Tentang bagaimana aku berjuang. Tentang sedih, tangis, sakit, pergi, marah, senyum, atau tawamu yang menjadikan aku sarkastik mengenang untuk hatiku sendiri. Ingatan yang selamanya muda meski yang tumbuh disampingnya telah tersedot horizon beranjak tua. Aku tak perlu gravitasi untuk menjadi keriput, hanya kau sejenak pergi saja niscaya aku lenyap dalam hitungan detik.
            Ya, sudah saatnya. Ak terjaga membuat serentetan tulisan. Melirik buku yang sedang terbuka menungguku membaca untuk besok ujian. Namun terkalahkan dengan kata-kata yang sedari tadi berseliweran ingin kuukir. Manis, syahdu, menerawang romantis.
            Mungkin aku bukan seorang yang pandai bercengkramah dengan alam, ato cendekiawan yang menarikmu dengan seluet kepintaran, aku hanya insan yang apa adanya, punya cinta dan selalu ada. Karena kehadiranku dimana saja, tidak perlu dikonfirmasikan.


Selamat ulang tahun anak muda.
Aku mencintaimu sampai tiadanya senja.

7 Maret 2011
22 : 22 WIB

kado terakhirku buat kamu .


0 komentar:

Posting Komentar

Blog List

Pages

© My Whole Trash, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena