fisika itu kamu :)

aku mengartikan dirimu yang indah di mataku.
bagaimana denganmu?
gurauan basi walau kutanya berkali.


setahap, kau antarkan aku pada gerbang harapan.
tempat dua dunia berpapasan.
duniaku dan kamu...
oh bukan.
tempatmu di dunia ketiga.
alam bawah sadarku.
hanya mimpi yang mampu menerjemahkanmu.


pelan kuukir rasa ini.
hingga membentuk bongkahan antik yang terpahat baik.
teliti sekali.
begitulah aku.
kamu memicingkan mata, membuat kedua alismu saling berjauhan.
aku masih saja stagnan.
siapa tahu kamu akan mencariku.
dan aku masih di tempat yang sama.


hembusan angin terbangkan buih ombak.
ketidakrelaan akan hilangnya sebagian jiwa.
namun lama sudah jiwaku kugadaikan.
untuk pergi bersamamu.
entah sudah berkaratkah, atau retakkah.
aku tak pernah permasalahkannya.


--
seukir bintang di atas pohon natal, satu, namun pasti hanya bintang itu yang dengan bangga berpijar. seketika pandanganku teralihkan, fokuspun dengan perbesaran lensa okuler, kamu masih menjadi pengganggu absolut duniaku. ini apa namanya?
kadang menyakitkan. menggelikan. menjijikkan.
rasa yang kurang ajar ini tumbuh dengan ketidakteraturan. aku mendiamkan sampai soda hilang tertelah bongkahan.
ramai sekali, bagai pasar malam kasih sayang. namun rasa ini tak diperjualbelikan, semurni logam yang tak mampu berkorosi walau tanpa logam pelapis.
rasaku berdiri sendiri, seberani aku memelihara untukmu. namun tak sepecundang nyali yang belum sempat aku latih berlari. padahal di halaman, kuda putih telah menanti.

--
yaaaa inilah aku.
biar aku bodoh, buta angkasara ataupun tuli suara, asalkan kamu yang jadi fisikanya.
seperti kamu, sulit dimengerti, tanpa ilmu pasti.
seperti fisika, yang tak pernah aku pelajari, namun aku punya nilai tinggi.
setinggi nilaiku untukmu.
amin,

saat jari dan rasa berkolaborasi,

serta jam menunjukkan sebelas lebih beberapa spesi.