ketidaksempurnaan rasa dalam cakrawala aksara .

Minggu, 28 September 2014

Bukan Pesan Cinta



Surat ini sebenarnya sudah bertujuan. Beralamat, dan bertuan. Namun entah apa yang membuatnya tertahan. Bukan malam, apalagi sarana penghalang. Agaknya si pengirim terlalu pecundang.
Belum cukup waktu ratapan sendiri. Tiap pagi, dipertegas bila petang datang lebih awal. Bahagia dan semringah menyurut. Diusut oleh ombak yang kian mengkerut. Menanti nyala kelip di sudut benda mati yang hidup. Bersama timbunan hal yang sudah menjadi kenangan. Tidak lagi bisa maju sebagai momentum.
Enggan. Ia hanya mau bertengger di sana.

Mata belum jengah. Ingin berteriak selalu kuat tiap gelap. Dan carut marut batin semakin melahap kalap. harus dengan apa aku utarakan. Gadismu masih sama, menunggu dirimu yang lama. Yang baik-baik saja sejak pertama saling mengenal, lalu jatuh cinta.
Namun kini apa ? Ada dua orang yang punya rasa begitu dalam tapi mencoba saling benci dan lupa. Terkadang salah satu lemah, dan diperparah ketika sama-sama kuat.

Dimanapun kamu, semoga lekas gagal dari upaya keras menjadi sosok lain itu. Angin mulai lelah mengirimkan isyarat merdu. Kini, bahasa yang kutahu tinggal rasa. Usaha yang kubisa hanya doa. Dan kabar yang sanggup kutangkap cuma firasat.

Bagaimana kabarmu ?
Aku rindu.

0 komentar:

Posting Komentar

Blog List

Pages

© My Whole Trash, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena