Terimakasih ak ucapkan sebesar-besarnya .
Dengan rasa hormat dan budi pekerti luhur .
Anda telah membuat saya meneteskan air mata setelah ribuan jam bendungan ini non-aktif .
--
Berteriak marah sendiri .
Seperti orang baru gila .
Yang terlunta memaki jalan raya .
Seperti ingin didengar ,namun tak memiliki pendengar .
Malam ini dengan jalanan yang tak lagi lengang .
Ak mencaci sekuat yang ak bisa .
Ak murka pada mobil dan sepeda-sepeda .
Anggap saja itu yang menyakiti hatiku .
Semua unek dan beban yang tlah lama kupendam ,termuntahkan .
Tak banyak yang mendengar .
Hanya kawanan angin yang beringsut menjauh .
Serta asap knalpot mobil borjuis yang kian menghilang .
Langit gelap tak surutkan suaraku yang lantang untuk menyerua .
Tak juga menelannya .
Lampu yang berganti hijau ,.memberhentikan otakku untuk berprasangka .
Ternyata ak bukan lagi mencinta .
Melainkan ...menggila .
Hanya saja ak malu pada bulan ,
Yang membuat bintang menjadi enggan bersinar .
Ak menangis menderu .
Menggebu tak tau malu .
Oh Tuhan ..
Inikah ak ?
Sesakit inikah hatiku ?
Baru ak merasakan kenikmatan bersuara .
Setidaknya ak bahagia .
Akhirnya ak bisa marah .
0 komentar:
Posting Komentar